ARTIKEL

Standard Post with Image

Serem Ga Sih Operasi Usus Buntu?

Teknik Laparoskopi dalam Operasi Usus Buntu: Pemulihan yang Cepat Operasi usus buntu, juga dikenal sebagai apendektomi, adalah prosedur bedah yang umum dilakukan untuk mengatasi peradangan atau infeksi pada usus buntu. Seiring dengan kemajuan teknologi, teknik laparoskopi telah menjadi pilihan utama dalam melakukan operasi usus buntu. Metode ini tidak hanya menawarkan manfaat dari segi keamanan dan akurasi, tetapi juga menghadirkan proses pemulihan yang lebih cepat bagi pasien. Mari kita telusuri lebih dalam tentang bagaimana teknik laparoskopi semakin canggih dan menghadirkan pemulihan yang lebih cepat. Teknik Laparoskopi dalam Operasi Usus Buntu: Teknik laparoskopi melibatkan penggunaan alat laparoskop, sebuah tabung tipis yang dilengkapi dengan kamera dan instrumen bedah kecil, untuk melakukan operasi melalui beberapa sayatan kecil di perut. Selama prosedur laparoskopi, dokter bedah memantau gambar internal dari kamera laparoskop dan menggunakan instrumen bedah untuk mengangkat usus buntu yang terinfeksi atau peradang dengan presisi tinggi. Kemajuan dalam Teknik Laparoskopi: Peningkatan Resolusi Gambar: Kemajuan dalam teknologi kamera laparoskop telah meningkatkan resolusi gambar, memungkinkan dokter bedah untuk melihat detail internal dengan lebih jelas dan akurat. Penggunaan Robotik: Pengenalan robotik dalam laparoskopi telah mengubah cara operasi dilakukan. Sistem robotik memungkinkan dokter bedah untuk melakukan gerakan yang lebih presisi dan halus, meminimalkan trauma pada jaringan sekitarnya. Teknik Penyembuhan Cepat: Pengembangan teknik penyembuhan yang canggih, seperti penggunaan lem jaringan dan teknik pembedahan minimal invasif, telah membantu mengurangi rasa sakit pasca operasi dan mempercepat pemulihan. Perangkat Instrumen Bedah yang Lebih Baik: Instrumen bedah laparoskopik semakin canggih dan dirancang untuk memberikan kontrol yang lebih baik kepada dokter bedah selama prosedur, memastikan efisiensi dan keamanan yang optimal. Manfaat Pemulihan yang Cepat: Kurangnya Nyeri: Sayatan kecil yang dibuat selama operasi laparoskopi menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih sedikit, sehingga mengurangi rasa sakit pascaoperasi. Pemulihan yang Lebih Cepat: Pasien yang menjalani operasi laparoskopi sering mengalami pemulihan yang lebih cepat dan dapat kembali ke aktivitas normal dengan lebih cepat dibandingkan dengan prosedur bedah konvensional. Durasi Rawat Inap yang Lebih Pendek: Karena pemulihan yang lebih cepat, pasien yang menjalani operasi laparoskopi sering memerlukan waktu rawat inap yang lebih singkat, mengurangi biaya perawatan dan risiko infeksi terkait rumah sakit. Butuh operasi usus buntu? Segera hubungi 0822-5885-8870 bagian pendaftaran RS Advent Bandung Dokter Bedah Umum RS Advent Bandung dr. Hanny Rusli Indrowiyono, Sp. B (Senin-Kamis 08:00-16:00; Jumat 08:00-13:30)

Standard Post with Image

Gigi Sensitif: Mengatasi Sensitivitas Gigi dan Menjaga Kesehatan Mulut

Gigi sensitif adalah masalah umum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan rasa sakit pada banyak orang. Sensitivitas gigi terjadi ketika lapisan terluar gigi, yang disebut enamel, aus atau rusak, sehingga lapisan di bawahnya, yang disebut dentin, terbuka dan lebih rentan terhadap rangsangan eksternal. Meskipun mengalami sensitivitas gigi dapat membuat aktivitas sehari-hari seperti makan dan minum menjadi tidak nyaman, ada berbagai solusi yang dapat membantu mengatasi masalah ini. Penyebab Gigi Sensitif: Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gigi menjadi sensitif meliputi: Pengikisan Email: Gigi yang terkikis atau rusak dapat mengakibatkan paparan dentin yang sensitif. Gigi Berlubang: Karies gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan email dan paparan dentin. Pembersihan Gigi yang Tidak Benar: Menggosok gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi dengan bulu yang terlalu keras dapat merusak enamel dan menyebabkan sensitivitas. Gigi Retak atau Pecah: Retak atau kerusakan gigi lainnya dapat menyebabkan paparan dentin yang sensitif. Pemakaian Bruxism: Menggigit atau menggertak gigi saat tidur, yang dikenal sebagai bruxism, dapat mengakibatkan abrasi enamel dan kerusakan gigi. Solusi untuk Gigi Sensitif: Berikut adalah beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi sensitivitas gigi: Pilih Pasta Gigi Khusus: Gunakan pasta gigi yang dirancang khusus untuk gigi sensitif yang mengandung bahan-bahan seperti fluoride dan potassium nitrat yang membantu mengurangi sensitivitas. Hindari Makanan dan Minuman Asam: Makanan dan minuman asam seperti jeruk, tomat, dan minuman bersoda dapat merusak enamel gigi dan meningkatkan sensitivitas. Hindari konsumsi makanan dan minuman ini atau berkumur air setelah mengkonsumsinya. Sikat Gigi dengan Lembut: Gunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan hindari menyikat gigi terlalu keras untuk mencegah pengikisan enamel. Sikat Gigi dengan Lembut: Gunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan hindari menyikat gigi terlalu keras untuk mencegah pengikisan enamel. Gunakan Obat Kumur dengan Fluoride: Obat kumur yang mengandung fluoride dapat membantu memperkuat enamel gigi dan mengurangi sensitivitas. Gunakan Pelindung Gigi Malam: Jika Anda menderita bruxism, gunakan pelindung gigi malam yang dapat melindungi gigi dari kerusakan selama tidur. Pertimbangkan Perawatan Tambahan: Untuk kasus yang lebih parah, dokter gigi dapat merekomendasikan perawatan tambahan seperti lapisan fluoride atau perawatan desensitisasi. Memiliki gigi sensitif dan ingin sembuh? Segera hubungi 0822-5885-8870 bagian pendaftaran RS Advent Bandung

Standard Post with Image

HYPERBARIC OXYGEN THERAPY

TERAPI OKSIGEN UNTUK KESEHATAN: Anemia Burn thermal Sudden deafness/ Idiopathic sudden sensorineural hearing loss Autism Tinnitus Diabetes mellitus, Ulkus, gangrene Foot/hand Post Stroke, sequelae of stroke, not specified as hemorrhage or infarction Decompression syndrome Skin graft Osteomyelitis Oklusi arteri retina sentralis Migraine dengan aura Migrain tanpa aura Vertigo BPPV Pressure Ulcers Chronic leg ulcers venous stasis Rheumatism/ Rheumatoid arthritis Infeksi luka operasi Post radition cystitis  Malaise/ Fatigue Buerger's disease Cosmetic surgery Parkinson Alzheimer/Pikun Kanker (Pasca kemoterapi & radiasi) TERAPI OKSIGEN UNTUK KEBUGARAN & KECANTIKAN:  Mencerahkan kulit Merangsang pembentukan kolagen & serat elastic (kulit kenyal, tidak mudah keriput) Mencegah rambut rontok Regenarasi sel epitel baru Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel rambut Anti aging Gangguan tidur

Standard Post with Image

Apa sih Extracorporeal Shock Wave Terapi?

Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT) atau Terapi Gelombang Kejut Elektrik melibatkan penyampaian gelombang kejut energi tinggi ke area tubuh yang ditargetkan untuk merangsang penyembuhan dan mengurangi nyeri. Gelombang kejut ini dihasilkan baik melalui prinsip piezoelektrik maupun elektromagnetik dan ditransmisikan ke jaringan yang terkena menggunakan perangkat genggam khusus. Mekanisme Kerja: Efek terapeutik dari Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT) dapat dikaitkan dengan beberapa mekanisme: Neovaskularisasi: Gelombang kejut merangsang pembentukan pembuluh darah baru di area yang terkena, meningkatkan sirkulasi darah dan mempromosikan regenerasi jaringan. Efek Analgesik: ESWT memicu pelepasan endorfin, penghilang nyeri alami tubuh, memberikan peredaan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung. Reduksi Inflamasi: Dengan mengganggu kaskade inflamasi, gelombang kejut membantu mengurangi peradangan, pembengkakan, dan nyeri yang terkait. Pemecahan Kalsifikasi: ESWT dapat memecahkan kalsifikasi dan penumpukan dalam jaringan lunak, seperti tendon dan ligamen, mengembalikan mobilitas dan fungsi. Aplikasi Terapi Gelombang Kejut Elektrik: Terapi Gelombang Kejut Elektrik telah menunjukkan efikasi dalam mengobati berbagai kondisi muskuloskeletal, termasuk namun tidak terbatas pada: Plantar Fasciitis: Penyebab umum nyeri tumit, ESWT telah terbukti mengurangi gejala dan mempromosikan penyembuhan pada individu dengan fasciitis plantar. Tennis Elbow (Epikondilitis Lateral): ESWT membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kekuatan cengkeraman pada pasien yang menderita tennis elbow kronis dengan merangsang perbaikan jaringan. Tendinopati Achilles: Dengan mempromosikan sintesis kolagen dan neovaskularisasi, terapi gelombang kejut mempercepat penyembuhan pada cedera tendon Achilles dan tendinopati. Bahu Kaku (Adhesive Capsulitis): ESWT dapat membantu memecahkan jaringan parut dan adhesi di sendi bahu, mengembalikan rentang gerak dan fungsi. Nyeri Muskuloskeletal Kronis: Dari nyeri punggung kronis hingga bursitis pinggul, Terapi Gelombang Kejut Elektrik menawarkan alternatif non-invasif untuk mengelola kondisi nyeri muskuloskeletal yang persisten. Manfaat Terapi Gelombang Kejut Elektrik: Non-invasif: ESWT dilakukan secara rawat jalan tanpa perlu operasi atau anestesi, meminimalkan risiko dan waktu pemulihan. Biaya efektif: Dibandingkan dengan intervensi bedah atau penggunaan obat yang berkepanjangan, terapi gelombang kejut menawarkan opsi perawatan yang ekonomis. Pemulihan cepat: Banyak pasien mengalami peningkatan signifikan setelah beberapa sesi ESWT, memungkinkan mereka untuk kembali ke aktivitas normal lebih cepat. Efek samping minimal: Terapi Gelombang Kejut Elektrik umumnya ditoleransi dengan baik, dengan efek samping minimal seperti ketidaknyamanan ringan atau memar di lokasi pengobatan. Butuh terapi ESWT? Segera hubungi 0822-5885-8870 bagian Customer Care RS Advent Bandung Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik RS Advent Bandung dr. Bona Pardede, Sp.KFR (Senin-Kamis jam 08:00-16:00 & Jumat 08:00-13:30)

Standard Post with Image

Menjaga Kesehatan Selama Ramadhan: Kapan Harus Membatalkan Puasa bagi Penderita Diabetes?

Kapan Harus Membatalkan Puasa bagi Penderita Diabetes? Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh mengelola gula darah. Bagi penderita diabetes, menjalani puasa selama Ramadan atau dalam konteks apapun memerlukan pertimbangan khusus untuk mencegah komplikasi dan menjaga kesehatan. Artikel ini akan membahas kapan sebaiknya membatalkan puasa bagi penderita diabetes, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, dan bagaimana menjalani puasa dengan aman. Diabetes dan Puasa: Pertimbangan Utama Tingkat Gula Darah: Penderita diabetes perlu memantau tingkat gula darah secara rutin, terutama selama bulan puasa. Jika gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia), membatalkan puasa mungkin diperlukan. Jenis Diabetes: Tipe diabetes juga perlu dipertimbangkan. Penderita diabetes tipe 1 yang membutuhkan insulin mungkin lebih rentan terhadap fluktuasi gula darah dan memerlukan perhatian lebih selama puasa. Kondisi Kesehatan Lainnya: Komplikasi kesehatan lainnya seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, atau masalah kesehatan yang membutuhkan konsumsi obat secara teratur dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpuasa. Kapan Harus Membatalkan Puasa Gula Darah Rendah atau Tinggi: Jika gula darah mencapai tingkat yang tidak aman, sebaiknya membatalkan puasa. Gula darah rendah dapat menyebabkan pingsan, sementara gula darah tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan komplikasi lainnya. Ketidakseimbangan Elektrolit: Kondisi seperti dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi tanda untuk membatalkan puasa. Kondisi Kesehatan Lainnya yang Memerlukan Perhatian: Jika ada komplikasi kesehatan lainnya atau kondisi yang memerlukan pemantauan dan perawatan reguler, membatalkan puasa mungkin diperlukan. Menjalani Puasa dengan Aman Konsultasi dengan Dokter: Penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memutuskan untuk berpuasa. Pemantauan Rutin Gula Darah: Memantau gula darah secara rutin, terutama sebelum dan sesudah waktu berbuka, dapat membantu mengidentifikasi fluktuasi dan mengambil tindakan yang diperlukan. Pemilihan Makanan Sehat: Pilih makanan sehat dan seimbang selama waktu berbuka dan sahur untuk menghindari lonjakan gula darah yang signifikan. Pentingnya Pemulihan: Jika terjadi situasi darurat kesehatan atau jika kesehatan semakin memburuk, membatalkan puasa untuk kepentingan kesehatan harus menjadi prioritas. Dalam menjalani puasa sebagai penderita diabetes, kesehatan harus selalu menjadi prioritas utama. Memahami kondisi tubuh dan bekerja sama dengan tim medis dapat membantu menjaga stabilitas gula darah dan kesehatan secara keseluruhan selama bulan puasa. Referensi Al-Arouj, M., Assaad-Khalil, S., Buse, J., et al. (2010). Recommendations for Management of Diabetes During Ramadan. Diabetes Care, 33(8), 1895–1902. Shaikh S, Latheef A, Razi SM, et al. Diabetes Management During Ramadan. [Updated 2022 May 18]. In: Feingold KR, Anawalt B, Blackman MR, et al., editors. Endotext [Internet]. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc.; 2000-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK581875/  

Standard Post with Image

OPEN RECRUITMENT

OPEN RECRUITMENT DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG POSISI : NERS Persyaratan Umum : Pria/Wanita usia maks. 30 tahun Fresh Graduate/Diutamakan memiliki pengalaman kerja IPK Akademik dan profesi minimal 3,0 Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku Dapat mengoperasikan microsoft office (Ms. Word, Ms. Excel) Ramah, memiliki kemampuan komunikasi yang baik *Wawancara dapat dilakukan secara online (Bagi yang berada di luar kota Bandung) DEADLINE: 25 Maret 2024 Hubungi Kami : SDM RSAB : 0813-9903-1755 (WA Only) Email : sdm@rsadventbandung.com

Halo dengan Rumah Sakit Advent,
Saya mau bertanya ...